Pengertian Manajemen Konflik
Menurut
Johnson (Supraktiknya, 1995) konflik
merupakan situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi,
menghambat, dan mengganggu tindakan pihak lain. Apabila dua orang individu
masing-masing berpegang pada pandangan yang sama sekali bertentangan satu sama
lain, tidak pernah berkompromi, dan saling menarik kesimpulan berbeda-beda,
serta apabila orang yang berkonflik cenderung bersifat tidak toleran, maka
dapat dipastikan akan timbulnya konflik tertentu ( Winardi, 1994).
Meskipun
unsur konflik selalu terdapat dalam
setiap bentuk hubungan antar pribadi termasuk dalam perkawinan, pada umumnya
masyarakat memandang konflik sebagai keadaan yang buruk dan harus dihindarkan.
Konflik dipandang sebagai faktor yang akan merusak suatu hubungan harus
dicegah.
Konflik dapat
didefinisikan sebagai peristiwa sosial yang mengandung penentangan atau
ketidaksetujuan (Lestari, 2012). Thomas (dalam Lestari, 2012) mendefinisikan
konflik sebagai proses yang bermula saat salah satu pihak menganggap pihak lain
menggagalkan atau berupaya menggagalkan kepentingannya.
Menurut Supraktiknya (1995) sesungguhnya rusaknya
suatu hubungan lebih disebabkan oleh kegagalan memecahkan konflik secara konstruktif, adil, dan memuaskan kedua
belah pihak, bukan oleh munculnya konflik itu sendiri. Apabila konflik dapat
dikelola secara konstruktif, konflik justru dapat memberikan manfaat positif
bagi individu maupun bagi hubungan individu dengan orang lain. Konflik dapat
menjadikan orang sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dengan orang
lain, konflik dapat menyadarkan dan mendorong untuk melakukan
perubahan-perubahan yang lebih baik.
Hati-hati dengan prilaku langsung mengcopy paste/ plagiarisme, melanggar undang-undang!
Tag: Manajemen Konflik,
Hati-hati dengan prilaku langsung mengcopy paste/ plagiarisme, melanggar undang-undang!
Tag: Manajemen Konflik,
0 komentar:
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.