Sebagai
makhluk sosial, manusia sangat membutuhkan kehadiran orang lain dalam menjalani
kehidupannya. Kehadiran orang lain ini mempunyai peran penting untuk saling
memberi bantuan, dukungan atau dorongan. Dukungan dan bantuan yang diberi oleh
orang lain ini dikenal dengan istilah dukungan sosial.
Menurut
Kim, Sherman dan Taylor (2008) dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi
dari orang lain yang membuat seseorang merasa dicintai, diperhatikan, dihargai
dan menjadi bagian dari jaringan komunikasi. Dukungan sosial didefinisikan oleh
Sarason (dalam Wardani, 2013) adalah sebagai keberadaan dan kepedulian dari
orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi seseorang.
Menurut
Gottlieb (dalam Wardani, 2013) dukungan sosial adalah informasi verbal atau
non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang
yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa
kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan sosialnya atau
berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang yang merasa
memperoleh dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan,
mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.
Sarafino (2012) menyatakan bahwa
dukungan sosial mengacu pada memberikan kenyamanan pada orang lain, merawatnya
atau menghargainya. Rook (dalam Smet, 1994) mendefinisikan dukungan sosial
sebagai salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan
kualitas umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari
konsekuensi stres. Dukungan sosial yang diterima dapat membuat individu merasa
tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya
dukungan sosial akan membuat individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi
bagian dari kelompok.
Menurut Schwarzer dan Leppin (dalam Smet, 1994)
dukungan sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang
sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu dan sebagai
kognisi individu yang mengacu pada persepsi terhadap dukungan yang diterima.
Santrock
(2002) mendefinisikan kelompok teman sebaya sebagai suatu kelompok sebaya
dimana anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya kurang lebih sama. Menurut
Santosa (2004) kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok yang individunya
merasakan adanya kesamaan satu dengan yang lainnya seperti dibidang usia,
kebutuhan dan tujuan, agama, pendidikan daan biasanya memiliki jenis kelamin
yang sama yang dapat memperkuat kelompok itu.
Menurut
Mappiare (1982) teman sebaya merupakan lingkungan sosial tempat remaja belajar
untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya, dan lingkunga
teman sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, yang memiliki ciri, norma,
kebiasaanyang jauh berbeda dengan apa yang ada dalam lingkungan keluarga
remaja.
***
Untuk Referensi bisa ditanyakan ke akun facebook saya.
Untuk Referensi bisa ditanyakan ke akun facebook saya.
Related post:
Psikologi Sosial
- Dimensi Subjective Well Being
- Makalah Ketertarikan Interpersonal dan Cinta Pada Suku Melayu Daratan
- Makalah Studi Kasus Kriminologi
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Konflik
- Jenis – Jenis Konflik dan Manajemen Konflik
- Teori Manajemen Konflik
- Judul Skripsi Psikologi
- Contoh Judul Skripsi Psikologi
- Pengertian dan Aspek-Aspek Kualitas Persahabatan
- Sumber-Sumber Dukungan Sosial
- Skala Dukungan Sosial Teman Sebaya
- Faktor Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
- Tahap-Tahap Untuk Menjalin Hubungan Interpersonal
- Teori Hubungan Interpersonal
- Aspek-aspek Efikasi diri
- Teori Efikasi Diri
- Kategori Harga Diri dalam Psikologi
- Karakteristik Harga Diri dalam Psikologi
- Teori Dukungan Sosial Orang tua
- Pengertian Harga Diri dalam Psikologi
1 komentar:
bisa minta referensi nggak..... please....
saya lagi penelitian
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.