Kamis, 23 April 2015

Aspek-Aspek Kualitas Hidup


Menurut  WHO  (1996)  aspek  atau  domain  kualitas  hidup  dilihat  dari struktur empat domain World Health Organization Quality of Life Questionnaire– Short Version (WHOQOL – BREF, 1996) yaitu:

a. Kesehatan fisik, yaitu keadaan baik, artinya bebas dari sakit pada seluruh badan  dan  bagian-bagian  lainnya. Riyadi  (dalam Aliyono,  Tondok  & Ayuni,  2012) menyebutkan kesehatan  fisik  dapat  mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan aktivitas. Aktivitas yang dilakukan individu akan memberikan pengalaman-pengalaman baru yang merupakan modal  perkembangan  ke tahap  selanjutnya.  Aspek  ini  meliputi aktifitas sehari-hari, ketergantungan pada bahan obat dan alat bantu medis, energy dan kelelahan, mobilitas, nyeri dan ketidaknyamanan, tidur dan istirahat, dan kapasitas kerja.

b. Psikologis, terkait  dengan  keadaan  mental  individu. Riyadi  (dalam Aliyono,  dkk.,  2012) menyebutkan  keadaan  mental  mengarah  pada mampu  atau  tidaknya  individu  menyesuaikan  diri  terhadap  berbagai tuntutan perkembangan sesuai dengan kemampuannya, baik tuntutan dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Aspek psikologis juga terkait dengan aspek fisik, dimana individu dapat melakukan suatu aktivitas dengan baik bila  individu  tersebut  sehat  secara  mental.  Aspek  ini  meliputi gambar tubuh  dan penampilan,  perasaan  negatif,  perasaan  positif,  penghargaan diri, kepercayaan individu, berpikir, belajar, memori dan konsentrasi.

c. Hubungan  sosial,  yaitu  hubungan antara  dua  individu  atau  lebih  dimana tingkah laku individu tersebut akan saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki tingkah laku individu lainnya (Aliyono, dkk., 2012). Aspek ini meliputi hubungan personal, dukungan sosial, dan aktivitas seksual.
d. Lingkungan, adalah  tempat  tinggal  individu,  termasuk  di  dalamnya keadaan,  ketersediaan  tempat  tinggal  untuk  melakukan  segala  aktivitas kehidupan, termasuk di dalamnya adalah saran dan prasarana  yang dapat menunjang  kehidupan (Aliyono,  dkk.,  2012).  Aspek  ini  meliputi sumber keuangan,  kebebasan keselamatan  fisik dan keamanan,  kesehatan  dan sosial:  aksesibilitas  dan  kualitas  lingkungan  rumah,  peluang untuk memperoleh informasi  dan keterampilan  baru,  partisipasi  dan peluang untuk kegiatan rekreasi, lingkungan fisik dan transportasi.

Renwick, Brown dan Nagler (1996), juga mengungkapkan bahwa komponen–komponen kualitas hidup sebagai berikut:

a. Being
Being memandang  individu  sebagai  dirinya,  yang  terdiri  dari Physical being meliputi kesehatan fisik, termasuk gizi dan kebugaran. Hal ini juga berkaitan  dengan mobilitas  fisik dan  kelincahan serta kebersihan  pribadi dan perawatan. Psychological being mewujudkan  perasaan individu, kognisi, dan evaluasi tentang diri mereka  sendiri. Berfokus  pada kepercayaan  diri, pengendalian  diri, mengatasi kecemasan, dan  inisiasi perilaku positif. Spiritual being terdiri dari nilai-nilai pribadi dan standar untuk  hidup, keyakinan  spiritual (yang  mungkin  atau mungkin  tidak religius di alam), melampaui pengalaman kehidupan sehari-hari (misalnya, melalui alam, musik) dan perayaan peristiwa kehidupan khusus (misalnya, ulang tahun, syukuran, dan hari libur budaya atau agama lain).

b. Belonging
Belonging memandang  keterhubungan  individu  dengan  lingkungannya, yang terdiri dari physical belonging mengacu pada hubungan yang orang miliki dengan lingkungan fisik mereka (yaitu, rumah, lingkungan, tempat kerja, dan  masyarakat yang  lebih  besar).  Subkomponen ini  termasuk perasaan mereka berada  di lingkungan  rumah. Subkomponen ini juga mencakup kebebasan untuk menampilkan barang-barang pribadi seseorang serta memiliki privasi dan keamanan dalam lingkungan. Social belonging terdiri  dari  hubungan orang dengan lingkungan sosial  mereka. Dalam berfokus  pada hubungan  yang  bermakna dengan  orang  lain (misalnya, pasangan, teman,  keluarga, rekan  kerja, tetangga, dan  anggota  kelompok etnis atau budaya).

Community belonging mewujudkan orang  memiliki koneksi dengan  sumber  daya biasanya tersedia  untuk  anggota komunitas dan masyarakat mereka. Termasuk informasi mengenai akses ke sumbersumber pendapatan yang memadai, tenaga kerja, program pendidikan dan rekreasi, pelayanan  kesehatan  dan sosial, dan  kegiatan  masyarakat dan aktifitas.

c. Becoming
Becoming berfokus  pada  tujuan  aktivitas  individu  untuk  merealisasikan tujuan  aspirasi,  dan  harapannya  yang  menakup Practical becoming yang terdiri  dari,  kegiatan  praktis  terarah  yang  biasanya  dilakukan  setiap  hari atau  secara  teratur.  kegiatan  ini  meliputi  pekerjaan  rumah  tangga, pekerjaan  yang  dibayar  atau  sukarela,  partisipasi  dalam  program  sekolah atau  pendidikan,  perawatan  diri,  dan  membantu  mencari  layanan (misalnya,  pelayanan  kesehatan  dan  sosial). Leisure becoming mengacu pada waktu luang dan kegiatan rekreasi yang belum tentu memiliki peran penting  yang  jelas.  Kegiatan  ini  mempromosikan  relaksasi,  pengurangan stres, dan "rekreasi" keseimbangan masyarakat dalam bekerja dan bermain dalam hidup mereka. Termasuk durasi kegiatan relatif singkat (misalnya, bersosialisasi dengan teman-teman, berjalan-jalan di taman, atau bermain tenis)  serta  kelompok  kegiatan  durasi  yang  lebih  lama  (misalnya, mengambil  sebuah  panggilan). Growth becoming meliputi  kegiatan  yang mempromosikan  pengembangan  keterampilan  dan  pengetahuan  individu sendiri,  apakah  ini  melibatkan  pendidikan  dan  pembelajaran  formal  atau informal.  Termasuk  belajar  informasi  baru,  meningkatkan  keterampilan yang sudah ada atau yang baru belajar, dan beradaptasi dengan perubahan dalam kehidupan mereka
Share on :


Related post:


2 komentar:

adesyahrulhidayah mengatakan...

buku sumber rujukannya apa?

Ananda mengatakan...

Sumber buku nya dari mana min??

Posting Komentar

Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.