1. Teori psikoanalisis Depresi
Dalam tulisannya
yang terkenal “ Mouring and Melancholia”, Freud (1917/1950) berteori bahwa
potensi depresi diciptakan pada awal masa kanak – kanak. Dalam periode oral,
kebutuhan seseorang anak dapat kurang dipenuhi atau dipenuhi secara berlebihan
sehingga menyebabkan seseorang terfiksasi pada tahap ini dan tergantung pada
pemenuhan kebutuhan instingtual yang menjadi ciri tahap ini. Dengan terbawanya
kondisi tersebut, orang yang bersangkutan dapat memiliki kecendrungan untuk
sangat tergantung pada orang lain untuk mempertahankan harga dirinya.
Freud mengemukakan
hipotesis bahwa setelah kehilangan seseorang yang dicintai, apakah karena
kematian atau yang paling umum terjadi pada anak – anak, perisahan atau
berkurangnya kasih sayang, orang yang bersangkutan kemudian meleburkan dirinya
dengan orang yang meninggalkannya, mungkin sebagai upaya sia – sia untuk
mengembalikan kehilangan tersebut. Karena freud berpendapat bahwa secara tidak
sadar kita menyimpan berbagai perasaan negative terhadap orang – orang yang
kita cintai, orang yang bersangkutan kemudian menjadi objek kebencian dan
kemarahan nya sendiri.
Teori itu merupakan
dasar pandangan psikodinamika yang di terima secara luas yang menganggap
depresi sebagai kemarahan terpendam yang berbalik menyerang diri.
2. Teori Kognitif Depresi
Berbagai teori kognitif mengenai
depresi merupakan teori yang paling aktif di teliti dalam berbagai studi :
a. Teori Beck Mengenai Depresi.
Teori
kontemporer terpenting yang menganggap proses – proses berfikir sebagai faktor
penyebab depresi adalah teori Aaron Beck (1967,1987). Pemikiran sentral nya
adalah bahwa orang – orang yang depresi memiliki perasaan seperti demikian
karena pemikiran mereka menyimpang dalam bentuk interpretasi negative. Individu
yang depresi mengembangkan skemata yang negative melalui kehilangan orang tua,
tragedi yang tak ada hentinya, penolakkan sosial dari teman sebaya, kritik dari
guru, atau sikap depresif dari orang tua.
Berikut
beberapa penyimpangan kognitif utama pada individu yang depresi menurut Beck :
1. Kesimpulan yang subjektif ( arbitrary
inference)
2. Abstraksi selektif ( selective
abstraction)
3. Overgeneralisasi
4. Magnifikasi dan minimisasi
b. Teori ketidakberdayaan / keputusasaan
yaitu situasi dimana individu mengalami kegagalan, maka ia akan menjelaskan
kegagalan tersebut karena beberapa penyebab.
c. Atribusi dan Learned Helplessness dari
Martin Seligman yaitu depresi yang berkembang dan berhubungan dengan pandangan
pesimis individu terhadap masa depan
d. Teori keputusasaan yaitu menganggap
depresi disebabkan keputusasaan, suatu perkiraan bahwa hasil yang diharapkan
tidak akan tercapai atau hal yang tidak diinginkan akan terjadi dan individu
tidak dapat mengubah situasi tersebut.
3. Teori
Interpersonal Depresi
Orang yang depresi mengalami jaringan sosial yang terpisah
dan menganggap mereka kurang memberikan dukungan yaitu mengurangi kemampuan
individu untuk mengatasi peristiwa hidup yang negative. Individu mungkin kurang
memiliki keterampilan sosial (Lewinsohn,1974), kurang mampu mengatasi masalah,
buruk pola pembicaraan. Dan memelihara kontak mata (Gotlib, 1982), mengalami
banyak tekanan( Hammen,1991).
4. Teori Biologis
Pada tingkat yang lebih sederhana , gangguan mood dapat
menyebabkan perubahan fisik, seperti gangguan selera makan dan pola tidur.
Akibat yang lebih kompleks merupakan pengaruh dari proses biologis pada
perasaan depresi dan kesenangan.
a.
Genetik
Bukti yang kuat terhadap pentingnya
contributor biologis terhadap gangguan mood berasal dari penelitian mengenai
genetic. Observasi yang menyatakan jika gangguan tersebut diturunkan dalam
keluarga dapat dipastikan. Orang yang anggota keluarganya memiliki gangguan
depresi mayor memiliki kemungkinan dua kali besar mengembangkan gangguan
depresif dibandingkan dengan orang pada umumnya( Sullivan, Neala, &
Kendler, 2000)
Bukti kuat yang paling kuat yang
mendukung dasar genetic dari gangguan depresi mayor berasal dari analisis pada
penemuan dari lima penelitian berskala yang meneliti pola keturunan pada
keluarga.
b.
Faktor Biokimia
Mekanisme biokimia yang secara genetic dapat memengaruhi orang dengan
resiko tinggi untuk menderita depresi atau periode manik masih belum diketahui.
Penanganan gangguan perasaan
a. Penanganan psikodinamika : terhadap depersi secara tradisional
berfokus pada membantu orang yang depresi untuk membuka dan menggali perasaan
ambivalen mereka terhadap objek yang hilang, pendekatan psikodinamika modern
cenderung lebih langsung dan lebih singkat serta lebih berfokus pada
mengembangkan cara-cara yang adaptif dalam mencapai self woth dan
menyelesaikan konflik-konflik interpersonal.
b. Pendekatan teori belajar : berfokus pada membantu orang dengan
depresi meningkatkan frekuensi reinforcement dalam kehidupan mereka
melalui cara-cara seperti meningkatkan jumlah aktifitas yang menyenangkan
dimana mereka berpartisipasi dan membimbing mereka dalam mengembangkan
keterampilan sosial yang lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan mereka
dalam memperoleh reinforcement sosial dari orang lain.
c. Terapi kognitif : berfokus pada membantu orang tersebut
mengidentifikasi dan memperbaiki pikiran-pikiran yang terdistorsi dan
disfungsional serta mempelajari lebih banyak perilaku yang adaptif.
d. Pendekatan biologis : berfokus pada penggunaan obat-obatan
anti depresan dan pengobatan biologis lainnya, seperti elektrokonvulsif (ECT).
Obat-obatan anti depresan dapat membantu menormalkan fungsi transmitter dalam
otak gangguan bipolar biasanya diobati dengan litium.
0 komentar:
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.