Kamis, 03 April 2014

Makalah Gangguan Mood


A.  Contoh Kasus Gangguan Mood
Seorang perempuan pegawai administrasi berusia 38 tahun, telah menderita depresi singkat yang muncul berulang kali sejak ia berusia 13 tahun. Terakhir, ia merasa terganggu oleh serangan menangis di tempat kerjanya, terkadang muncul secara sangat tiba-tiba sehingga ia tidak punya cukup waktu untuk lari ke toilet demi menyembunyikan tangisnya dari orang lain. Ia mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi saat bekerja dan merasa kurang mendapat kepuasan dari pekerjaan yang sebelumnya sangat ia nikmati. Ia menyimpan perasaan pesimistis dan rasa marah yang parah, yang akhir-akhir ini telah menjadi semaki n parah karena berat badannya bertambah dan ia mengabaikan perawatan terhadap diabetes yang diidapny.
Ia merasa bersalah terhadap kemungkinan bahwa ia sedang membunuh dirinya sendiri secara pelahan-lahan dengan tidak menjaga kesehatannya secara lebih baik. Ia terkadang merasa pantas untuk mati. Ia merasa terganggu oleh rasa kantuk yang berlebihan selama satu setengah  tahun terakhir, dan SIM-nya telah ditahan karena kecelakaan di bulan kemarin. Ia tertidur saat menyetir sehingga mengakibatkan mobilnya menabrak kotak telepon umum.
Hampir tiap pagi ia bangun dengan rasa pusing dan merasa “tidak bersemangat”, serta tetap mengantuk sepanjang hari. Ia tidak pernah memiliki pacar tetap, dan hidup tenteram dengan ibunya, tanpa ada teman dekat di luar keluarganya. Selama wawancara, ia berulang kali menangis dan menjawab pertanyaan dengan nada suara yang lambat, sambil terus menerus melihat ke bawah.
B.   DEVENISI GANGGUAN MOOD
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan mood atau (mood disorder) mengalami gangguan mood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal. Tipe-tipe gangguan mood, termasuk dua jenis gangguan depresi yaitu gangguan depresi mayor dan gangguan distimik, serta dua jenis gangguan perubahan mood yaitu gangguan bipolar dan gangguan siklotimik.
Gangguan suasana perasaan menurut Richard P.Halgin yaitu kelompok gangguan yang melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang berkisar mulai dari kegirangan sampai depresi berat. Gangguan mood merupakan gangguan yang terjadi pada keadaan emosional atau mood seseorang. Orang dapat mengalami gangguan ini dalam bentuk depresi yang ekstrem, kegembiraan yang berlebihan, atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Karaktersitik utama gangguan depresi adalah individu merasa dysphoria atau kesedihan yang berlebihan.
Untuk memahami dasar dari gangguan mood, hal yang penting untuk memahami konsep dari sebuah episode, periode waktu yang terbatas ketika simtom gangguan yang spesifik dan kuat terjadi. Suatu episode dapat terjadi pada waktu yang cukup lama, mungkin selama setahu atau dua tahun. Orang yang mengalami gangguan mood mengalami episode simtom kesedihan yang berlebihan (dysphoric) atau kegembiraan yang berlebihan (euphoric), atau campuran dari keduanya. Episode yang terjadi memiliki sejumlah perbedaan yang penting yang didokumentasikan oleh klinisi pada diagnosis yang mereka buat (Keller dkk., 1995).
DSM – III telah mengelompokkan mood disorders (gangguan suasana perasaan) karena ditandai oleh adanya deviasi / penyimpangan yang sangat besar pada mood (suasana perasaan). Penyebab depresi adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. Dan depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Atkinson dkk,1992). Depresi pada orang normal seperti keadaan murung (kesedihan,patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas, menurunnya aktivitas, dan pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa. (Chaplin,1995). Dan penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan ataua memusatkan perhatiannnya.dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri. (Atkison dkk,1992).

Share on :


Related post:


0 komentar:

Posting Komentar

Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.