A. Contoh Kasus Gangguan Mood
Seorang perempuan pegawai administrasi berusia 38 tahun, telah
menderita depresi singkat yang muncul berulang kali sejak ia berusia 13 tahun.
Terakhir, ia merasa terganggu oleh serangan menangis di tempat kerjanya,
terkadang muncul secara sangat tiba-tiba sehingga ia tidak punya cukup waktu
untuk lari ke toilet demi menyembunyikan tangisnya dari orang lain. Ia
mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi saat bekerja dan merasa kurang
mendapat kepuasan dari pekerjaan yang sebelumnya sangat ia nikmati. Ia
menyimpan perasaan pesimistis dan rasa marah yang parah, yang akhir-akhir ini
telah menjadi semaki n parah karena berat badannya bertambah dan ia mengabaikan
perawatan terhadap diabetes yang diidapny.
Ia merasa bersalah terhadap kemungkinan bahwa ia sedang membunuh
dirinya sendiri secara pelahan-lahan dengan tidak menjaga kesehatannya secara
lebih baik. Ia terkadang merasa pantas untuk mati. Ia merasa terganggu oleh
rasa kantuk yang berlebihan selama satu setengah tahun terakhir, dan SIM-nya telah ditahan
karena kecelakaan di bulan kemarin. Ia tertidur saat menyetir sehingga
mengakibatkan mobilnya menabrak kotak telepon umum.
Hampir tiap pagi ia bangun dengan rasa pusing dan merasa “tidak
bersemangat”, serta tetap mengantuk sepanjang hari. Ia
tidak pernah memiliki pacar tetap, dan hidup tenteram dengan ibunya, tanpa ada
teman dekat di luar keluarganya. Selama wawancara, ia berulang kali menangis
dan menjawab pertanyaan dengan nada suara yang lambat, sambil terus menerus
melihat ke bawah.
B. DEVENISI GANGGUAN MOOD
Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada
yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah
hal yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan.
Namun orang dengan gangguan mood atau (mood disorder) mengalami gangguan
mood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan
mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal. Tipe-tipe gangguan mood, termasuk dua
jenis gangguan depresi yaitu gangguan depresi mayor dan gangguan
distimik, serta dua jenis gangguan perubahan mood yaitu gangguan bipolar
dan gangguan siklotimik.
Gangguan
suasana perasaan menurut Richard P.Halgin yaitu kelompok gangguan yang
melibatkan gangguan berat dan berlangsung lama dalam emosionalitas, yang
berkisar mulai dari kegirangan sampai depresi berat. Gangguan mood merupakan
gangguan yang terjadi pada keadaan emosional atau mood seseorang. Orang dapat
mengalami gangguan ini dalam bentuk depresi yang ekstrem, kegembiraan yang
berlebihan, atau kombinasi dari kedua keadaan tersebut. Karaktersitik utama
gangguan depresi adalah individu merasa dysphoria
atau kesedihan yang berlebihan.
Untuk
memahami dasar dari gangguan mood,
hal yang penting untuk memahami konsep dari sebuah episode, periode waktu yang terbatas ketika simtom gangguan yang
spesifik dan kuat terjadi. Suatu episode dapat terjadi pada waktu yang cukup
lama, mungkin selama setahu atau dua tahun. Orang yang mengalami gangguan mood
mengalami episode simtom kesedihan yang berlebihan (dysphoric) atau kegembiraan
yang berlebihan (euphoric), atau campuran dari keduanya. Episode yang terjadi
memiliki sejumlah perbedaan yang penting yang didokumentasikan oleh klinisi pada
diagnosis yang mereka buat (Keller dkk., 1995).
DSM
– III telah mengelompokkan mood disorders
(gangguan suasana perasaan) karena ditandai oleh adanya deviasi /
penyimpangan yang sangat besar pada mood (suasana perasaan). Penyebab depresi
adalah kegagalan di sekolah, di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. Dan
depresi dianggap abnormal ketika depresi tersebut di luar kewajaran dan
berlanjut sampai saat di mana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali
(Atkinson dkk,1992). Depresi pada orang normal seperti keadaan murung
(kesedihan,patah hati, dan patah semangat) ditandai dengan tidak puas,
menurunnya aktivitas, dan pesimisme. Sedangkan depresi abnormal seperti
ketidakmauan yang ekstrim untuk merespon stimulus dan disertai menurunnya nilai
diri, ketidakmampuan, delusi, dan putus asa. (Chaplin,1995). Dan penderita
depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan ataua
memusatkan perhatiannnya.dan ekstrimnya penderita dapat disertai adanya
kecemasan dan bisa mencoba bunuh diri. (Atkison dkk,1992).
0 komentar:
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.