Selasa, 25 Maret 2014

Teori Kebahagiaan

Pengertian Kebahagiaan
Menurut Seligman (2005) kebahagiaan hidup merupakan konsep yang mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas positif yang disukai oleh individu tersebut. Kebahagiaan hidup ini ditandai dengan lebih banyaknya afek positif yang dirasakan individu dari pada afek negatif.
Veenhoven (dalam Syafitri, 2012) menjelaskan bahwa kebahagiaan merupakan suatu konsep yang subjektif yang sering dialami oleh setiap individu dari waktu ke waktu sebagai gambaran perasaan atau emosi. Kebahagiaan adalah perasaan suka, senang, gembira yang dirasakan oleh individu dan sumber penyebab munculnya kebahagiaan bagi setiap individu berbeda-beda. Dengan kata lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah mereka bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang mereka jalani.
Menurut Khavari (2006) menyebutkan bahwa kebahagiaan terasa tidak hanya ketika mendapatkan apa yang kita inginkan, tetapi juga ketika kita menginginkan apa yang telah kita dapatkan. Sementara menurut Al- Mansor (2001) kebahagiaan adalah secarik rasa yang aneh dan misteri serta mahal yang seseorang tidak mudah untuk mengatakan bahwa dirinya adalah bahagia, sementara orang lain mengatakan bahwa dia adalah orang yang bahagia. Bahagia hanya mudah diucapkan, dirasakan dan dibayangkan oleh orang-orang yang dirinya belum berada pada tempat penyebab kebahagiaan tersebut.
Basya (2007)  mengungkapkan bahwa kebahagiaan merupakan suatu objek yang terus dicari manusia di setiap masa dan tempat. Sarana untuk mencapainya berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain. Perbedaan itu sesuai dengan kepribadian masing-masing manusia, kecenderungan-kecenderungan, lingkungan-lingkungan dan kondisi-kondisi yang spesifik.
Menurut Al-Qarni (dalam Wulandari, 2010) kebahagiaan adalah sesuatu yang manusiawi, dirasakan individu yang bersifat instrinsik dan hanya dapat dirasakan tetapi tidak dapat dilihat oleh mata, tidak dapat diukur dengan harga, tidak dapat dibatasi oleh harta tetapi hanya dapat dirasakan oleh perasaan individu itu sendiri.
Menurut Diener, Scollon dan Lucas (2003), istilah subjective well-being merupakan istilah ilmiah dari happiness (kebahagiaan). Istilah ini lebih dipilih untuk digunakan oleh para ilmuwan. Subjective well-being atau kesejahteraan subjektif merupakan gabungan dari kepuasan hidup dan keseimbangan afek positif serta afek negatif (dalam Lyubomirsky, Tkach, Dimatteo, 2006).
***
Untuk buku referensi bisa ditanyakan ke akun facebook saya
Share on :


Related post:


4 komentar:

Unknown mengatakan...

fb ga aktif, sumber nya bisa di share ga mas hehe

Faiz Chairullah mengatakan...

Ka untuk bukunya dari mana ya?

Unknown mengatakan...

min terima kasih yaa, artikelnya sangat membantu :)
kalau boleh tahu teori ini diambil dari buku apa yaaa? mohon dijawab. terima kasih sbelumnya

Unknown mengatakan...

Nama facebooknya apa kak?

Posting Komentar

Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.