Menurut
Carr (dalam Syafitri, 2012) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan oleh
adanya perbedaan pada setiap individu. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh
perbedaan kepribadian dan lingkungan yang
kondusif atau yang menyediakan kesempatan individu untuk mencapai
kebahagiaan yang dibutuhkan atau yang diinginkan.
Menurut
Diener (dalam Lyubomirsky, 2005) salah satu sumber yang paling penting dari
kebahagiaan adalah adanya hubungan pribadi yaitu persahabatan, pernikahan,
keintiman, dan dukungan sosial. Seligman (2005) menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan yaitu: kehidupan sosial, agama atau religiusitas:
orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan daripada
orang yang tidak religius. Hal ini dikarenakan agama memberikan harapan akan
masa depan dan menciptakan makna dalam hidup bagi manusia. Hubungan antara
harapan akan masa depan dan keyakinan beragama merupakan landasan mengapa
keimanan sangat efektif melawan keputusasaan dan meningkatkan kebahagiaan.
Faktor
lain yang menyebabkan kebahagiaan menurut Seligman (2005) yaitu pernikahan.
Kebahagiaan orang yang menikah mempengaruhi panjang usia dan besarnya
penghasilan, hal ini berlaku bagi pria dan wanita. Selanjutnya yang
mempengaruhi kebahagiaan adalah usia.
Eddington
& Shuman (dalam Putri, 2009) menyebutkan faktor yang mempengaruhi
kebahagiaan adalah pernikahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu
yang menikah memiliki tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka
yang tidak menikah, bercerai dan menjadi janda/duda, atau berpisah. Pernikahan
dan kebahagiaan berkorelasi secara signifikan.
Menurut
Khavari (2006) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, yaitu uang
dan kesuksesan, usia dan jenis kelamin, kecerdasan, komunitas dan seks,
kesehatan dan kebersamaan, agama, cinta dan perkawinan, kepuasan kerja, dan
kebahagiaan batin. Jika individu ingin memperoleh dan merasakan kebahagiaan,
maka individu tersebut harus memenuhi faktor-faktor diatas dalam hidupnya.
Witter
(dalam Lyubomirsky, 2007) mengungkapkan bahwa pendidikan, usia, status
pekerjaan serta penghasilan mempengaruhi kebahagiaan seseorang. Faktor tersebut
menunjukkan adanya status sosial, sehingga sangat mempengaruhi tingkat
kebahagiaan.
Menurut
Elfida (2008) faktor lain yang dapat mempengaruhi kebahagiaan dalam kehidupan yaitu
agama. Hasil penelitian Elfida (2008) menunjukkan bahwa keyakinan religius
memberikan kontribusi terbesar terhadap kebahagiaan yang dirasakan individu.
***
Untuk referensi bisa ditanyakan ke akun facebook saya.
0 komentar:
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.