Filsafat dan Ilmu Logika
a. Benar
Aturan berpikir benar’ yang
dibicarakan oleh ‘ilmu logika’ .
Benar adalah persesuaian
proposisi antara pikiran (fikr) dan kenyataan.
Misalnya :
Bumi mengelilingi matahari
=> Preposisi ini sama dengan kenyataannya. (Logika BENAR)
Matahari mengelilingi bumi
=> Preposisi ini TIDAK sama dengan kenyataan (Logika SALAH)
Untuk mengukur benar,
selain dengan patokan diatas kita juga bisa meneliti apakah proposisi dari
kalimat yang akan kita teliti itu mengandung PERTENTANGAN (kontradiksi).
Proposisi yang bertentangan
misalnya :
Ahong adalah seorang bisu
yang pandai berdebat = (Tidak mungkin orang bisu bisa berbicara, apalagi
berdebat)
Sibuta dari gua hantu itu
sangat jeli penglihatannya = (Tidak mungkin orang buta bisa melihat)
~ benar adalah apa yg
sesuai dgn ajaran agama (yg sesuai dgn al'quran & al'hadist)
~Kebenaran adalah sesuatu
yang absolut dan tidak terbantahkan
Seperti terbitnya matahari
di Timur dan berperaduan di Barat
~Kebenaran adalah sesuai
dengan apa yang diucapkan, yang dikerjakan, dan juga yang dituliskan.
Kebenaran Ilmiah
Adalah Kebenaran yang
diperoleh secara mendalam berdasarkan proses penelitian dan penalaran logika
ilmiah. Kebenaran ilmiah ini dapat ditemukan dan diuji dengan pendekatan
pragmatis, koresponden, koheren.
b. Salah
Salah adalah sesuatu yang
tidak sesuai dengan ajaran agama ( al Qur’an dan hadist )
Salah adalah ketidak
adilan.
Salah adalah sesuatu yang
tidak sesuai dengan norma atau adat yang berlaku di masyarakat.
Salah adalah sesuatu yang tidak
sesuai dengan fakta.
Kesalahan adalah perbuatan
menyimpang / yang tidak sesuai dengan planning.
Teori Kebenaran
1. Teori Korespondensi
Teori yang pertama
ialah teori korespondensi [Correspondence Theory of Truth], yang kadang kala
disebut The accordance Theory of Truth. Menurut teori ini dinyatakan bahwa,
kebenaran atau keadaan benar itu berupa kesesuaian [correspondence] antara arti
yang dimaksud oleh suatu pernyataan dengan apa yang sungguh-sungguh terjadi
merupakan kenyataan atau faktanya.
Suatu proposisi atau
pengertian adalah benar jika terdapat suatu fakta yang selaras dengan
kenyataannya, atau jika ia menyatakan apa adanya.
Kebenaran adalah yang
bersesuaian dengan fakta, yang beralasan dengan realitas, yang serasi
(corresponds) dengan situasi actual.
Kebenaran ialah suatu yang
sesuai dengan fakta atau sesuatu yang selaras dengan situasi aktual. Kebenaran
ialah persesuaian (agreement) antara pernyataan (statement) mengenai fakta
dengan fakta aktual; atau antara putusan (Judgment) dengan situasi seputar
(Enviromental situation) yang diberinya intepretasi.
“if a judgment
corresponds with the facts, it is the true; if not, it is false."
[Jika suatu putusan
sesuai dengan fakta, maka dapat dikatakan benar ; Jika tidak maka dapat
dikatakan salah].
Teori korespondensi
ini sering dianut oleh realisme/empirisme.
K. Rogers, adalah seorang
orang penganut realisme kritis Amerika, yang berpendapat bahwa : keadaan benar
ini terletak dalam kesesuaian antara "esensi atau arti yang kita
berikan" dengan "esensi yang terdapat didalam obyeknya".
Realisme epistemologis
berpandangan, bahwa terdapat realitas yang independence (tidak tergantung),
yang terlepas dari pemikiran; dan kita tidak dapat mengubahnya bila kita
mengalaminya atau memahami. Itulah sebabnya realisme epitemologis kadangkala
disebut obyektivisme]. Dengan perkataan lain: realisme epistemologis atau
obyektivisme
berpegang kepada
kemandirian sebuah kenyataan tidak tergantung pada yang di luarnya.
Dalam perpustakaan Marxis
dapat dibaca :
If our sensations,
perception, notions, concepts and theories corresponds to objective reality, if
reflect if faithfully, we say that they are true, while true statement,
judgment or theories are called the truth.
[Jika sensasi kita,
persepsi kita, pemahaman kita, konsep dan teori kita bersesuaian dengan
realitas obyektif, dan jika itu semua mencerminkannya dengan cermat, maka kita
katakan itu semua benar: pernyataan, putusan dan teori yang benar kita sebut
kebenaran].
Materialisme dialektika
memahamkan kebenaran sebagai pengetahuan tentang sesuatu obyek, yang
mencerminkan obyek tersebut secara tepat, dengan perkataan lain, bersesuaian
dengan obyek yang dimaksud.
misalnya pengertian ilmiah
bahwa "tubuh terdiri dari atom-atom"' bahwa "Bumi lebih dahulu
ada dari pada manusia", bahwa "rakyat adalah pembuat sejarah",
dan lain sebagainya, adalah benar.
Berlawanan dengan
idealisme, maka meterialisme dialektika mempertahankan bahwa kebenaran adalah
obeyektif. Selama kebenaran mencerminkan dunia wujud secara obyektif, maka
wujudnya itu tergantung pada kesadaran manusia. Kebenaran obyektif, tulis
Lenin, adalah kandungan pengetahuan kita yang tidak tergantung, baik kepada
manusia maupun kepada kemanusiaan. Kandungan kebenaran sepenuhnya ditentukan
oleh proses abyektif yang tercerminkannya.
LENIN Menulis:
"From live
contemplation to abstract thinking and from that to practice, such is the
dialectical process of cognizing the truth, of cognizing objective reality.
[Dari renungan yang hidup
menuju ke pemikiran yang abstrak, dan dari situ menuju praktek, demikianlah
proses dialektis tentang pengenalan atas kebenaran, atas realitas obyektif].
Selajunya kaum marxist mengenal
dua macam kebenaran, yaitu (a) kebenaran mutlak dan (b) kebenaran relatif]
"Absolute truth is
objective truth in its entirety, an absolutely exact reflection of
reality"
[Kebenaran mutlak
ialah kebenaran yang selengkapnya obyektif, yaitu suatu pencerminan dari
realitas secara pasti mutlak]
Kebenaran
relatif
adalah pengetahuan mengenai relaitas yang kesesuaianya tidak lengkap, tidak
sempurna. Menurut Lenin, kebenaran relatif adalah pencerminan dari obyek yang
relatif benar, yang terbatas dari manusia.
"Every truth is
objective truth”
[setiap kebenaran adalah
kebenaran yang obyektif].
Kebenaran relatif adalah
kebenaran yang tidak sempurna, tidak lengkap.
2. Teori Konsistensi
Menurut teori ini kebenaran
tidak dibentuk atas hubungan antara putusan (judgment) dengan sesuatu yang
lalu, yakni fakta atau realitas, tetapi atas hubungan antara putusan-putusan
itu sendiri.
Dengan demikian, kebenaran
ditegakkan atas hubungan antara putusan yang baru dengan putusan-putusan
lainnya yang telah kita ketahui dan akui benarnya terlebih dahulu.
Jadi suatu proposisi itu
cenderung untuk benar jika proposisi itu coherent [saling berhubungan] dengan
proposisi yang benar, atau jika arti yang terkandung oleh proposisi tersebut
koheren dengan pengalaman kita.
Suatu kepercayaan adalah
benar, bukan karena bersesuaian dengan fakta, melainkan bersesuaian/selaras
dengan pengetahuan yang kita miliki.
Jika kita menerima
kepercayan-kepercayaan baru sebagai kebenaran-kebenaran, maka hal itu
semata-mata atas dasar kepercayaan itu saling berhubungan [cohere] dengan
pengetahuan yang kita miliki.
suatu putusan adalah benar
apabila putusan itu konsisten dengan putusan-putusan yang terlebih dahulu kita
terima, dan kita ketahui kebenarannya. Putusan yang benar adalah suatu putusan
yang saling berhubungan secara logis dengan putusan-putusan lainnya yang
relevance.
Jadi menurut teori ini ,
putusan yangh satu dengan puitusan yang lainnya saling berhubungan dan saling
menerangkan satu sama lainnya.
"The truth is
systematic coherence
[Kebenaran adalah saling
hubungan yang sistematik]
" Truth is
consistency”
[kebenaran adalah
konsistensi, selaras, kecocokan]
Selanjutnya teori
konsistensi/koherensi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kebenaran adalah kesesuaian
antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang lebih dahulu kita akui/
terima/ ketahui kebenarannya.
Kedua:
Teori ini dapat juga
dinamakan teori justifikasi tentang kebenaran, karena menurut teori ini suatu
putusan dianggap benar apabila mendapat justifikasi putusan-putusan lainnya
yang terdahulu yang sudah dikatahu kebenarannya.
3. Teori Pragmatisme
Teori ketiga adalah
teori pragmatisme tentang kebenaran, the pragmatic [pramatist] theory of truth.
Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani pragma, artinya yang dikerjakan, yang
dapat dilaksanakan, dilakukan, tindakan atau perbuatan.
Falsafah ini dikembangan
oleh seortang orang bernama William James di Amerika Serikat.
Menurut filsafat ini
dinyatakan, bahwa sesuatu ucapan, hukum, atau sebuah teori semata-mata
bergantung kepada asas manfaat. Sesuatu dianggap benar jika mendatangkan
manfaat.
Suatu kebenaran atau suatu
pernyataan diukur dengan kriteria apakah apakah pernyataan tersebut bersifat
fungsional dalam kehidupan manusia. Teori, hipotesa atau ide adalah benar
apabila ia membawa kepada akibat yang memuaskan, jiak membawa akibat yang
memuaskan, dan jika berlaku dalam praktik, serta memiliki niali praktis, maka
dapat dinyatakan benar dan memiliki nilai kebenaran.
Kebenaran terbukti oleh
kegunannya, dan akibat-akibat praktisnya. Sehingga kebenaran dinyatakan sebagai
segala sesuatu yang berlaku.
Menurut William James “
ide-ide yang benar ialah ide-ide yang dapat kita serasikan, jika kita umumkan
berlakunya, kita kuatkan dan kita periksa.
Menurut penganut praktis,
sebuah kebenaran dimaknakan jika memiliki nilai kegunaan [utility] dapat
dikerjakan [workability], akibat atau pengaruhnya yang memuaskan [satisfactory
consequence].
Dinyatakan sebuah kebenaran
itu jika memilki “hasil yang memuaskan “[satisfactory result], bila :
Sesuatu yang benar jika
memuaskan keinginan dan tujuan manusia
Sesuatu yang benar jika
dapat diuji benar dengan eksperimen
Sesuatu yang benar jika
mendorong atau membantu perjuangan biologis untuk tetap ada.
KESIMPULAN :
Mengenai Teori
Korespondensi tentang kebenaran dapat disimpulkan sebagai berikut :
Kita mengenal dua hal,
yaitu : pertama pernyataan dan kedua keyataan. Menurut teori ini kebenartan
ialah kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu
sendiri.
Rumusan teori korespondensi
tentang kebenaran itu bermula dari ARIESTOTELES, dan disebut teori penggambaran
yang definisinya berbunyi sebagai berikut :
“VERITAS EST ADAEQUATIO
INTELCTUS ET RHEI”
[kebenaran adalah
persesuaian antara pikiran dan kenyataan].
tag: Filsafat dan Ilmu Logika, Filsafat, Ilmu Logika
tag: Filsafat dan Ilmu Logika, Filsafat, Ilmu Logika
sebelumnya telah dipost juga materi Filsafat dan Ilmu Logika
1 komentar:
Ho yaa.. terimakasih ilmunya..
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.