MODUL
PELATIHAN
“SELL
YOUR SELF”
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil
penelitian dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasinya mengungkapkan
bahwa pengangguran terdidik di Indonesia terus mengalami peningkatan, tercatat
mengalami peningkatan sebesar 9,95% sejak beberapa tahun terakhir, sementara
jumlah penganggur tidak terdidik makin turun. Hal ini dipicu kurangnya
kemampuan sarjana khususnya sarjana psikologi untuk dapat mempromosikan bidang
keilmuan yang mereka miliki. Kemampuan self
marketing merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
mahasiswa untuk mempersiapkan dirinya bersaing dalam dunia pekerjaan. Hal ini
dimaksudkan agar mahasiswa maupun alumni Fakultas Psikologi mampu mengembangkan
serta mengaplikasikan ilmunya sebagai lulusan psikologi. Adapun ranah pekerjaan
yang dapat dituju oleh para sarjana psikologi seperti, Dosen, Asisten
professor, Clinical
Activities,Teaching Duties, Research Duties, dan lain sebagainya. Untuk itu
mereka dituntut untuk bisa mengembangkan kepercayaan diri, komunikasi persuasif
maupun self performance agar dapat menjual dirinya melalui kemampuan yang
mereka miliki.
B.
Tujuan
Umum
Pelatihan
ini bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan keterampilan self marketing mahasiswa untuk
mempersiapkan mereka bersaing di dunia pekerjaan.
C. Materi
1.
Game Perkenalan
2.
Marketing yourself
3.
Komunikasi Persuasif
4.
Game Komunikasi dalam
Pelatihan
5.
Kepercayaan Diri dan
Self Performance
6.
Evaluasi
D. Waktu
480
menit
E. Peralatan dan Fasilitas
Adapun peralatan yang
digunakan dalam pelatihan ini:
a. Peralatan
-
Pelatihan :
LCD, Layar, Leptop, Whiteboard, Spidol, Penghapus
-
Peserta : Notes, Bulpen, Nametag, Handout
-
Narasumber : Notes, Bulpen,
b. Fasilitas
- Cofee Break
- Lunch
- Sertifikat
F.
Metode
Ceramah,
Tanya Jawab, Simulasi/praktek.
G. Prosedur
1.
Narasumber mengajak
para peserta untuk saling mengenal satu dengan yang lain agar saat pelatihan
keadaannya tidak menjadi beku dengan menggunakan permainan Cerita Angka maksimal 15 menit.
2.
Narasumber memulai
materi pertama tentang Marketing yourself
, persentasi menggunakan format power poin selama 120 menit.
3.
Adakan tanya jawab
mengenai materi selama 10 menit
4.
Narasumber menjelaskan
materi yang kedua tentang Komunikasi
Persuasif
5.
Adakan tanya jawab
mengenai materi komunikasi persuasive
6.
Istirahat
7.
Narasumber membimbing
para peserta untu mengikuti permainan dalam pelatihan mengenai komunikasi persuasife
yang bertujuan untuk merefresh materi sebelumnya dengan permainan yang
dinamakan Meniru Cermin.
8.
Menanyakan pendapat
peserta seputar permainan tersebut sekitar 5 menit
9.
Narasumber menjelaskan
materi selanjutnya tentang kepercayaan
diri dan self performance (latihan menampilkan self performancenya)
10. Melakukan
evaluasi
H.
Hasil
Setelah
mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta memiliki kepercayaan diri,
komunikasi efektif, dan self performance
yang baik, dengan itu mereka dapat mengetahui kelemahan serta kelebihan yang
ada pada dirinya sehingga mereka mampu melakukan self marketing yang baik pula.
RANCANGAN PELATIHAN
Tabel slot waktu
dalam pelatihan :
WAKTU
|
DURASI
|
SLOT
|
07.45 –
08.00
|
15 mnit
|
Pembukaan
|
08.00 –
08.15
|
15
menit
|
Game
perkenalan “ Cerita Angka”
|
08.15 –
08.20
|
5 menit
|
Pembagian handout materi pertama dan kedua
|
08.20 –
10.20
|
120
menit
|
Materi
pertama tentang self marketing
|
10.20 – 10.35
|
15 menit
|
Tanya jawab seputar materi self marketing
|
10.35 – 10.40
|
5
menit
|
Break
|
10.40 –
12.10
|
90 menit
|
Materi kedua tentang komunikasi persuasive
|
12.10 – 12.20
|
10
menit
|
Tanya
jawab materi komunikasi persuasive
|
12.20 –
13.30
|
60 menit
|
Isoma
|
13.30 – 13.45
|
15
menit
|
Game komunikasi persusif “ Meniru Cermin”
|
13.45 –
13.50
|
5 menit
|
Bagikan handout materi ketiga
|
13.50 – 15.20
|
90
menit
|
Materi
kepercayaan diri dan self performance
|
15.20 – 15.50
|
30 menit
|
Simulasi materi
|
15.50 –
16.05
|
15
menit
|
Evaluasi
|
16.05 –
16.15
|
10 menit
|
Penutupan
|
MATERI
A
GAME PERKENALAN
Permainan
“Cari Angka”
Set Up :
Perorangan
Waktu :
5 – 15 menit
Tujuan :
Personal Introduction
|
A.
Pendahuluan
Permainan
ini bagus dilaksanakan apabila diantara peserta yang satu dengan peserta yang
lain belum saling kenal-mengenal secara lebih dekat. Dengan kondisi yang masih
kaku seperti itu, suasana seminar atau pelatihan akan terasa sangat beku dan
kikuk. Apalagi kalau trainer mengajak peserta untuk saling berdiskusi, bisa
dipastikan diskusi itu akan sulit untuk berjalan secara komunikatif. Oleh
karena itu, ada baiknya sebelum memulai memberikan materi, sang trainer membuat
permainan dengan tema “Cerita Angka”.
Permainan
ini didesain agar antara peserta yang satu dengan peserta yang lainnya bisa
saling mengenal, atau paling tidak bisa mengetahui asal usulnya. Kisah yang
akan disampaikan trainer tersebut hendaknya juga bersifat variatif, mungkin
trainer bisa menceritakan kisah perjalanannya menuju tempat pelatihan, atau
cerita-cerita ringan lainnya yang mungkin bisa sedikit mencairkan suasana.
B.
Prosedur
Trainer memberikan arahan kepada para peserta
pelatihan agar mereka berdiri dan berhitung mulai dari angka 1 sampai selesai
(sebanyak jumlah peserta yang hadir). Pastikan agar masing-masing peserta tidak
lupa dengan nomor urutannya masing-masing peserta tidak lupa dengan nomor urutnya
masing-masing. Kemudian sang trainer akan bercerita (cerita apa saja) dan
peserta harus mendengarkan dengan seksama (trainer bisa berhenti bercerita
apabila ada peserta yang mengobrol sendiri atau tidak mau mendengarkan).
Ingatlah untuk selalu memilih cerita yang seru dan tidak monoton.
Disela-sela
waktu bercerita, sang trainer akkan menyebutkan angka. Nah... siapa yang merasa
angkanya disebutkan, maka dia harus langsung berdiri dan memperkenalkan dirinya
kepada peserta yang lainnya secara singkat. Bagi yang terlambat berdiri atau
bahkan tidak dengar, padahal nomornya disebutkan, maka sang trainer bisa
memberikan sanksi atau hukuman yang bisa membuat peserta yang lainnya terhibur.
Setelah semua peserta paham dengan jalannya permainan, maka dengan penuh
semangat sang trainer bisa kembali bercerita. Berikut ini salah satu contoh
cerita yang bisa digunakan.
Contoh
cerita
“Pada
suatu hari, saya melihat perlombaan lari di stadion Bung Karno. Perlombaan
tersebut diikuti oleh utusan dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia. Saya
berangkat dari rumah pada pukul tujuh. Dan saat itu saya melihat
peserta dengan nomor dua belas dapat berlari dengan cepatnya
sehingga melewati musuh-musuhnya yang lainnya. Akhirnya dia menjadi juara satu.
Saya melihat para sponsor yang mendukungnya berteriak sangat riang dan terlihat
bangga. Mereka bertepuk tangan sambil berteriak-teriak : “Hidup Lampung.
Hidup Lampung.” Dan saat itu saya baru tahu kalau peserta yang memenangkan
perlombaan itu adalah peserta dari Lampung. Dan akhirnya acara tersebut
diakhiri pada pukul sebelas. Saya bersama ketiga
teman saya langsung pulang meninggalkan stadion tersebut.
Ketika
sedang menceritakan sesuatu kepada para peserta, trainer harus dapat
memperagakan seolah-olah peristiwa tersebut menggambarkan sesuatu yang
benar-benar terjadi, apakah itu emosi sedih, tegang atau gembira. Ketika
ruangan menjadi lebih hiidup dengan riuh-rendah suara para peserta yang tertawa
dan berteriak gembira, trainer bisa meminta kepada salah seorang peserta untuk
menghitung kira-kira ada berapa orang yang telah ia kenal dan hafal diruangan
tersebut.
C.
Bahan
Diskusi
Melalui permainan
tersebut, ada unsur-unsur yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengikuti
pelatiha tersebut. Ajaklah para peserta pelatihan untuk saling berdiskusi
mengenai unsur-unsur tersebut. Jawaban peserta kemudian ditulis dan dirangkum
kedalam flip chart/white board dan jangan dihapus selama pelatihan
berlangsung. Melalui game sederhana tersebut, biasanya peserta akan
mampu menemukan sendiri hal-hal yang harus mereka perhatikan selama mengikuti
materi didalam pelatihan tersebut. Unsur-unsur tersebut mencakup”
a. Kesungguhan
b. Keseriusan
c. Kejelian
d. Kerja
sama
e. Keterbuukaan
f.
Komunikasi yang efektif
g.
Semangat
D.
Pembahasan
Didalam permainan ini,
ada beberapa manfaat yang dapat kita ambil, di antaranya:
1.
Peserta bisa saling
mengenal satu sama lain.
2.
Peserta menjadi lebih
berkonsentrasi dan siap untuk belajar.
3.
Tutor dapat mengetahui
kelebihan dari masing-masing peserta.
4.
Mencairkan suasana yang
tegang menjadi lebih riang.
5 komentar:
Sangat baik sekali untuk pelatihan
Modulnya membantu sekali, mas ..
thanks buat informasinya. Semangat buat terus nulis yang bermanfaat untuk blog ini agar terus memberi manfaat yang sebesar-besarnya ..
Ini penelitian ilmiah
terima kasih atas sharingnya, dengan training karyawan dan pengembangan karyawan tentunya dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja karyawan
terima kasih atas sharingnya, pelatihan karyawan dan pengembangan karyawan memang sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan ataupun organisasi
Posting Komentar
Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.