Kamis, 04 Desember 2014

Hidupkan Hidup Kita


Seorang ayah sedang memasang bola lampu dibantu anaknya yang masih duduk di kelas 1 (satu) sekolah dasar, Alif namanya.
“ Nak, tolong ambilkan kabel itu ya…”. Ujar sang ayah sambil menunjuk kabel yang berada di bawah meja.
Tak berapa lama Alif membawa kabel yang dimaksud. Dengan cermat bocah kecil ini memperhatikan apa yang dilakukan ayahnya. Karena rasa penasaran dan ingin tahunya yang besar, akhirnya ia pun bertanya.
“ Kabel ini untuk apa ‘yah? “. Dengan lembut dan polos Alif bertanya. Sorot matanya menunjukkan kalau ia benar-benar ingin mengetahui secara detail yang dilakukan ayahnya.
Ayah membelai kepala Alif, kemudian menjawabnya.
“ Hmm…Nak, Kabel ini yang menghubungkan antara Bola Lampu dengan sumber Listrik, supaya lampunya nyala. Kalo nggak ada kabel, lampunya Gak nyala. Kalo lampunya gak nyala rumah kita gelap. Terus kalo rumah kita gelap Alif mau nggak? “.
“ Nggak mau, kalo gelap Alif ‘gak bisa jalan “. Jawab Alif seadanya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Dari cerita singkat diatas, apa yang bisa kita ambil?
Kita semua sudah tahu, jika kita ingin menyalakan bola lampu tentu harus mempunyai minimal 2 (dua) elemen lain, yaitu Kabel dan listrik atau sumber energi. Andai ketiga elemen tersebut kita bawa ke dalam diri kita, maka terciptalah simbol sebagai berikut:
Bola Lampu = kita (Manusia)
Kabel = Ibadah (terutama Shalat)
Sumber Energi = Allah SWT (Tuhan semesta alam)
Dari keterangan diatas, sudah terlihat dengan jelas bahwa sebuah lampu, apapun merk dan berapapun daya watt nya kalaulah tidak ada kabel sama sekali yang menghubungkan ke sumber energi maka ia tidak akan menyala atau MATI. Dan secara otomatis bola lampu yang mati tidak mempunyai fungsi. Sama seperti kita, sehebat apapun prestasi dan kedudukan kita, secantik dan setampan apapun, ketika kehidupan yang kita lalui tanpa kabel maka sesungguhnya kita telah MATI. Secara fisik memang tidak ada yang mengalami perubahan ke arah mati layaknya mayat yang terbujur, namun secara spiritualitas atau keimanan kita telah mati bagaikan bola lampu yang tak lagi bersinar. Dan pada tulisan ini tentunya orientasi kita adalah kehidupan akhirat.
Sebutan apa yang pantas kita sandang jika keadaan seperti ini? Allah telah memandang kita bagai bangkai yang berjalan di bumiNya dan anehnya lagi kita tidak pernah merasakan bahwa kita adalah bangkai, bangkai yang busuk, bangkai yang membanggakan diri dengan fasilitas yang sesungguhnya milik Allah.
Apakah layak kita disebut seorang hamba, ketika Allah mewajibkan kita untuk menyembahNya namun kita tidak melaksanakannya. SIBUK, itulah alasan kita. Padahal kita tahu, apa yang kita sibukkan sama sekali tidak dapat menolong kita di alam kubur nanti.

Dalam Al Qur’an surat Adzuriyat: 56 Allah berfirman:
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka MENGABDI kepada-Ku “.
Allah SWT menciptakan kita agar kita mengabdi kepadaNya, bukan mengabdi kepada yang lain (yang bersifat keduniawian), maka sudah sepatutnya peran kita di dunia adalah menjadi abdi Allah. Alangkah indahnya jika kita hidupkan diri kita dengan memasang kabel atau Habl (Arab-red) yang berarti hubungan, hubungan kita sebagai makhluk terhadap Allah sebagai Khalik.

Semoga berkenan,
salam silaturahim

Coretan lama tahun 2011 

Share on :


Related post:


0 komentar:

Posting Komentar

Ingin berkomentar tapi gak punya blog? pilih "Anonymous" di 'kolom Beri Komentar Sebagai'. Komentar anda akan segera muncul.